Belajar Budaya Jepang Melalui Internship: Mahasiswa STIEBS NU Garut Bisa Apa Saja?
Program internship Jepang yang diikuti mahasiswa STIEBS NU Garut bukan hanya tentang pengalaman kerja, tetapi juga kesempatan besar untuk belajar budaya Jepang secara langsung. Jepang dikenal sebagai negara dengan disiplin tinggi, etos kerja kuat, dan tradisi yang masih dijaga dengan baik hingga saat ini.
Dengan tinggal dan bekerja di Jepang, mahasiswa tidak hanya mendapatkan keterampilan profesional, tetapi juga pengalaman hidup yang memperkaya wawasan budaya. Artikel ini akan membahas budaya apa saja yang bisa dipelajari mahasiswa STIEBS NU Garut selama menjalani internship di Jepang.
1. Disiplin Waktu
Budaya Jepang sangat menekankan pentingnya tepat waktu. Kereta di Jepang dikenal hampir selalu datang sesuai jadwal, dan keterlambatan meskipun hanya beberapa menit dianggap tidak sopan.
Melalui internship, mahasiswa STIEBS NU Garut akan belajar membiasakan diri untuk:
-
Hadir tepat waktu di tempat kerja.
-
Menyelesaikan tugas sesuai deadline.
-
Menghargai waktu orang lain.
Kebiasaan ini sangat bermanfaat ketika kembali ke Indonesia, karena membangun reputasi profesional yang lebih baik.
2. Etos Kerja Tinggi
Di Jepang, setiap pekerjaan dianggap penting dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada istilah pekerjaan kecil atau sepele.
Mahasiswa STIEBS NU Garut akan melihat langsung bagaimana:
-
Karyawan Jepang bekerja dengan penuh dedikasi.
-
Budaya kerja tim (teamwork) dijunjung tinggi.
-
Kualitas pekerjaan lebih diutamakan daripada sekadar cepat selesai.
Pengalaman ini akan menanamkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme dalam bekerja.
3. Sopan Santun dan Etika Sosial
Jepang terkenal dengan masyarakatnya yang sopan. Ada banyak aturan etika yang mungkin terasa baru bagi mahasiswa, misalnya:
-
Membungkuk (ojigi) sebagai tanda hormat.
-
Tidak berbicara keras di tempat umum.
-
Menghargai antrian tanpa menyerobot.
-
Memberikan dan menerima barang dengan dua tangan.
Melalui internship, mahasiswa akan terbiasa dengan etika tersebut dan membawa pulang pengalaman berharga dalam hal sopan santun.
4. Kebersihan dan Kerapian
Budaya kebersihan di Jepang sangat kuat. Hampir setiap orang terbiasa menjaga lingkungan tetap bersih. Menariknya, di Jepang jarang ditemukan petugas kebersihan di sekolah atau kantor, karena menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama.
Mahasiswa STIEBS NU Garut akan belajar:
-
Membersihkan area kerja sendiri.
-
Menjaga lingkungan tetap rapi.
-
Membiasakan diri hidup bersih dalam keseharian.
5. Manajemen Stres dan Keseimbangan Hidup
Meski terkenal dengan budaya kerja keras, Jepang juga memiliki tradisi menjaga keseimbangan hidup, seperti:
-
Onsen (pemandian air panas) untuk relaksasi.
-
Festival budaya lokal sebagai hiburan.
-
Kegiatan komunitas yang mempererat kebersamaan.
Mahasiswa bisa mempelajari bagaimana orang Jepang menyalurkan stres melalui aktivitas positif.
6. Nilai Kebersamaan (Gotong Royong ala Jepang)
Walau istilah “gotong royong” lebih dikenal di Indonesia, Jepang juga memiliki konsep serupa dalam kehidupan sosial maupun kerja.
Contoh yang bisa ditemui:
-
Kerja sama dalam tim di perusahaan.
-
Membantu tetangga saat ada kegiatan komunitas.
-
Saling menolong dalam kondisi darurat, misalnya saat bencana.
Mahasiswa STIEBS NU Garut akan belajar arti penting kerja sama yang solid dan saling mendukung.
7. Belajar Bahasa Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengikuti kursus bahasa Jepang di kampus hanya memberi dasar. Namun, saat internship, mahasiswa benar-benar akan menggunakan bahasa Jepang setiap hari.
Manfaat yang didapat:
-
Meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) dengan cepat.
-
Memahami bahasa tubuh dan ungkapan khas Jepang.
-
Menjadi lebih percaya diri berinteraksi dengan orang asing.
8. Menghargai Budaya dan Tradisi
Mahasiswa juga berkesempatan ikut serta dalam kegiatan budaya, seperti:
-
Hanami (melihat bunga sakura).
-
Matsuri (festival tradisional).
-
Upacara minum teh (chanoyu).
-
Mengenakan yukata atau kimono.
Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi benar-benar merasakan budaya Jepang dalam keseharian.
9. Gaya Hidup Sehat
Makanan Jepang dikenal sehat karena berbasis ikan, sayur, dan rendah minyak. Selain itu, orang Jepang terbiasa berjalan kaki atau naik sepeda.
Selama internship, mahasiswa STIEBS NU Garut akan belajar:
-
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
-
Membiasakan aktivitas fisik ringan.
-
Menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat.
10. Belajar Mandiri dan Bertanggung Jawab
Tinggal di negara asing menuntut mahasiswa lebih mandiri, mulai dari mengatur keuangan, menyiapkan makanan, hingga mengelola waktu.
Pengalaman ini akan membuat mahasiswa lebih:
-
Percaya diri menghadapi tantangan.
-
Bertanggung jawab atas pilihan sendiri.
-
Siap menghadapi dunia kerja global setelah lulus.
Kesimpulan
Mengikuti internship Jepang bukan sekadar pengalaman kerja, tetapi juga proses pembelajaran budaya yang mendalam. Mahasiswa STIEBS NU Garut dapat mempelajari banyak hal, mulai dari disiplin waktu, etos kerja, sopan santun, hingga gaya hidup sehat.
Dengan membawa pulang nilai-nilai positif budaya Jepang, mahasiswa akan memiliki keunggulan kompetitif di dunia kerja. Lebih dari itu, pengalaman ini juga memperkaya wawasan, membentuk karakter, dan memperluas cara pandang terhadap dunia.
Internship Jepang adalah jembatan emas bagi mahasiswa STIEBS NU Garut untuk menjadi pribadi yang lebih matang, profesional, dan siap bersaing di era global.